Kunjungan karyawan Telkomsel dalam rangka menjalin silaturrahmi serta kerjasama dibidang pembinanaan kekaryaan santri melaui program budidaya pepaya thailand di Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah.
============================================================
Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah dan ucapan yang paling bermanfaat adalah ucapan yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits yang shahih dari Rasulullah yang merupakan wahyu Allah . Allah berfirman:
Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah dan ucapan yang paling bermanfaat adalah ucapan yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits yang shahih dari Rasulullah yang merupakan wahyu Allah . Allah berfirman:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”
(QS asy-Syuura: 52).
Kisah berikut ini patut menjadi renungan bagi orang-orang yang beriman
tentang keutamaan bersedekah di jalan Allah :
Dari ‘Aisyah bahwa keluarga Rasulullah pernah menyembelih seekor
kambing, kemudian disedekahkan kepada orang-orang miskin, lalu Rasulullah
bertanya: “Apa yang tersisa dari (daging) kambing tersebut?”. ‘Aisyah
menjawab: “Tidak ada yang tersisa/tertinggal darinya kecuali (bagian)
bahu (dari) kambing tersebut”. Maka Rasulullah bersabda: “(Itu berarti)
semua (daging) kambing tersebut tertinggal (tetap dan kekal pahalanya) kecuali
(bagian) bahunya”
Renungkanlah nasehat agung dari Nabi yang mulia ini! Bagaimana beliau
menjadikan harta yang disedekahkan di jalan Allah itulah yang kekal dan
menetap pahala kebaikannya bagi manusia, meskipun secara kasat mata harta
tersebut berkurang. Ini merupakan penjabaran makna firman-Nya:
“Apa saja yang ada di sisimu (wahai manusia) akan habis, dan apa yang ada di
sisi Allah adalah kekal” (QS an-Nahl: 96)
Pada saat orientasi pandangan mayoritas manusia hanya terbatas pada
perkara-perkara lahir yang nampak dalam pandangan mereka, sebagai akibat dari
kuatnya dominasi hawa nafsu dan kecintaan terhadapa dunia dalam diri mereka.
Allah berfirman:
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (nampak) dari kehidupan dunia; sedang
mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai” (QS ar-Ruum:7).
Oleh karena itu, mereka menilai dengan pemikiran materialistis bahwa sedekah
dan infak akn mengurangi bahkan menghabiskan harta. Mereka lupa bahwa Allah
yang di tangan-Nyalah segala perbendaharaan langit dan bumi berfirman:
“Dan apa saja yang kamu nafkahkan (sedekahkan), maka Allah akan
menggantinya, dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya” (QS Sabaa’:39).
Makna firman-Nya “Allah akan menggantinya” yaitu dengan keberkahan harta di
dunia dan pahala yang besar di akhirat
Dan dalam hadits yang shahih Rasulullah bersabda:
“Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi
seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya) kecuali kemuliaan,
serta tidaklah seseorang merendahkan diri di (hadapan) Allah kecuali Dia akan
meninggikan (derajat)nya”
Arti “tidak berkurangnya harta dengan sedekah” adalah dengan tambahan
keberkahan yang Allah jadikan pada harta dan terhindarnya harta dari
hal-hal yang akan merusaknya di dunia, juga dengan didapatkannya pahala dan
tambahan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah di akhirat kelak,
meskipun harta tersebut berkurang secara kasat mata”
Perlu diingatkan di sini bahwa arti “tidak berkurangnya harta dengan
sedekah” bukanlah seperti anggapan orang-orang yang bodoh bahwa harta yang
disedekahkan akan langsung diganti dengan jumlah yang lebih besar di dunia.
Anggapan seperti ini timbul dari sifat cinta dunia yang berlebihan, sehingga
menjadikan orang yang memiliki anggapan ini tidak segan-segan menjadikan amal
ketaatan sebagai tunggangan untuk meraih ambisi duniawi dan keinginan hawa
nafsu, na’uudzu billahi min dzaalik.
Maka arti yang benar dari hadits di atas adalah tambahan keberkahan harta di
dunia dan ganjaran pahala yang berlipat ganda di akhirat nanti.
Cukuplah ini sebagai motivasi bagi orang-orang yang beriman yang meyakini
perkara yang gaib (tidak tampak di mata mereka), berupa balasan kebaikan di
surga dan ancaman siksa neraka di akhirat kelak.
Inilah salah satu sifat utama orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada
Allah , sebagaimana firman-Nya:
“(Orang-orang yang bertakwa yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib,
yang mendirikan salat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan
kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab (al-Qur’an) yang telah
diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta
mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat
petunjuk dari Rabb-nya, dan merekalah orang-orang yang beruntung” (QS
al-Baqarah: 3-5).
Rasulullah mengisyaratkan makna ini dalam sabda beliau: “Lindungilah
(dirimu) dari (siksa) Neraka (dengan bersedekah) walaupun (hanya) dengan
sepotong kurma, kalau kamu tidak mendapati sepotong kurma maka dengan kalimat
(perkataan) yang baik”