Piagam Gunung Tembak
Sumber : hidayatullah.or.id
Bismillaahirrahmanirrahiim
1. Bahwa membangun Peradaban Islam adalah jihad bagi setiap orang yang beriman.
2. Bahwa pusat Peradaban Islam adalah masjid. Oleh karena itu, setiap kader Hidayatullah wajib memakmurkan masjid sebagai pusat kegiatan ibadah, pusat pengembangan ilmu, pusat kebudayaan Islam, pusat pengembangan karakter dan kepemimpinan umat.
3. Bahwa setiap kader Hidayatullah wajib melaksanakan shalat berjamaah di masjid, melazimkan shalat nawafil, terutama qiyamul lail, membaca al-Qur’an dan melaksanakan amalan ibadah sesuai dengan ketentuan syari’ah.
4. Bahwa setiap kader Hidayatullah adalah generasi Rabbani yang wajib menghidupkan majelis ilmu, membangun tradisi keilmuan dan berdakwah menyebarkan Islam. Oleh karena itu kader Hidayatullah wajib berhalaqah sebagai sarana untuk melakukan transformasi ilmu, transformasi karakter dan transformasi sosial.
5. Bahwa kader Hidayatullah harus menjadi generasi yang berkarakter, peduli, suka menolong, gemar berkorban, tawadhu’, militan, qana’ah, wara’ dan mengutamakan kehidupan akhirat.
6. Bahwa setiap pemimpin dan kader Hidayatullah wajib menjadi teladan di tengah umat. Untuk itu setiap kader harus membangun soliditas jamaah dan ukhuwah Islamiyah.
Gunung Tembak, Balikpapan, 24 Juni 2013
Atas Nama Seluruh Jamaah dan Kader Hidayatullah
Gerakan Hidayatullah
Sumber : hidayatullah.or.id
Gerakan utama (mainstream) Hidayatullah adalah dakwah dan pendidikan (tarbiyah). Di bidang dakwah, Hidayatullah secara kontinyu telah menyebarkan dai-dainya hingga ke daerah minoritas dan pedalaman. Selain itu Hidayatullah telah menyelenggarakan sejumlah program seperti bina akidah, Grand MBA, dan Pos MTQ.
Program bina akidah adalah program pembinaan singkat untuk masyarakat umum, terutama mereka yang tertarik berjuang menegakkan Islam bersama-sama Hidayatullah. Mereka yang selesai mengikuti program ini dipersilahkan untuk mengikuti serangkaian program pembinaan lanjutan dengan sistem halaqoh, taklim diniyah, dan marhalah.
Program Grand MBA (Gerakan Dakwah Mengajar dan Belajar Al-Qur’an) memfokuskan kegiatannya pada penerjemahan Al-Qur’an secara cepat kemudian menelaahnya melalui metoda MBA.
Bagi peserta yang selesai mengikuti program ini wajib mengajarkannya kepada orang lain minimal 10 orang dalam kurun waktu tertentu, sehingga semakin banyaklah masyarakat yang mampu membaca dan memahami Al-Qur’an. Implementasinya, di setiap lokasi dakwah didirikan Majelis Ta’lim Al-Qur’an (MTQ) di bawah bimbingan seorang mu’allim.
Sedangkan di bidang pendidikan, Hidayatullah telah memiliki sembilan sekolah tinggi, yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam Lukman al-Hakim (STAIL) di Surabaya, Sekolah Tinggi Teknologi (STT) STIKMA International di Malang, Jawa Timur, Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (STIS Hidayatullah) di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah (STIE Hidayatullah) di Depok, Jawa Barat, Institut Agama Islam Abdullah Said (IAIAS) Batam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Hidayatullah Batam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Mumtaz Batam, Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Ash-Shiddiq Hidayatullah Medan, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Bayan Makassar.
Ketiga sekolah tinggi ini didirikan untuk mencetak cendikiawan Muslim yang berkualitas sekaligus sebagai dai. Di dalamnya terdapat jalur khusus kader dai dengan sistem beasiswa ikatan tugas dakwah. Setelah lulus mereka ditugaskan ke seluruh pelosok Indonesia untuk berdakwah dan memperluas jaringan dakwah Hidayatullah.
Selain sekolah tinggi, Hidayatullah juga memiliki Taman Pendidikan Al-Qur’an, Taman Kanak-kanak dan Play Group atau Raudhatul Athfal, Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah. Setidaknya di setiap wilayah ada satu jenis lembaga pendidikan tersebut.
Pendidikan di Hidayatullah menganut konsep ”integral berbasis tauhid.” Konsep ini diimplementasikan sejak Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi.
Selain itu, Hidayatullah memiliki 630 pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. Di samping dihuni santri, pesantren-pesantren tersebut juga ditempati para guru, pengasuh, pengelola, dan jamaah Hidayatullah yang berkeinginan menetap di sekitar Pesantren.
Karena itu, pesantren-pesantren Hidayatullah, selain berfungsi sebagai tempat mendalami ilmu agama (wajib ‘ain/dini-yah) dan ilmu umum (wajib kifayah), juga berfungsi sebagai miniatur peradaban Islam.
Manhaj Hidayatullah
SUMBER : hidayatullah.or.id
Hidayatullah adalah organisasi massa berbasis kader yang dibangun atas manhaj Sistematika Nuzulnya Wahyu, yaitu pemurnian akidah tauhid (al ‘Alaq ayat 1-5), khiththah hidup bersama al-Qur`an (al-Qalam ayat 1-7), tarbiyah ruhiyyah (al-Muzzammil ayat 1-7), gerakan dakwah (al-Muddatstsir ayat 1-7, dan membangun lingkungan Islami (al-Fatihah ayat 1-7).