Belajar tak melulu harus di dalam kelas. Melihat sesuatu yang baru, mengamatinya, lalu mananyakan hal-hal baru tersebut juga merupakan proses belajar. Anak-anak TK / PAUD Luqman Al-Hakim, sudah lama mengenal, bahwa belajar tidak harus melulu dengan buku dan pensil, tak mesti melulu mencatat. Interaksi sosial dengan obyek dan subyek di luar kelas pun merupakan proses pembelajaran. Dan terbukti, kegiatan pembelajaran seperti ini lebih disukai oleh semua murid dari berbagai tingkatan. Maka banyak bermunculan istilah-istilah model pembelajaran di luar kelas yang dikemas dengan sangat menarik seperti karya wisata, study wisata, field trip, jalan-jalan belajar, dan banyak lagi tema-tema semacamnya.
Kegiatan outing class yang dikemas dalam bentuk field trip saat ini dipusatkan di Kota Meda. . Kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan anak dengan sumber belajar yang sebenarnya.
Adapun
sumber belajar yang dipilih saat itu adalah: (1) Mengunjungi Kebun Binatang
Tuntungan di Medan (2) Mengenal segala
macam jenis hewan dan Tumbuhan (3) Out
Bond , karena di Kebun Binatang ini terdapat area Out Bond untuk anaka – anak
dan dewasa.
Dari
celotehan anak-anak, kami tahu mereka begitu fasih, sangat memahami dan
menguasai tugas mereka masing-masing.
Ternyata,
mereka tidak hanya mempersiapkan bahan-bahan berupa alat tulis atau
perlengkapan bersifat barang, tetapi juga mereka mempersiapkan pengetahuan
tentang objek lokasi yang menjadi sumber belajar.
Kami
menyerap ilmu dari mereka, bahwa begitu besar manfaat yang diperoleh bagi
anak-anak dari cara Belajar di Luar Kelas..
Belajar
di luar kelas merupakan aktivitas yang berisi kegiatan di luar kelas/sekolah
dan di alam bebas lainnya, seperti: bermain di lingkungan sekolah, taman,
perkampungan pertanian/nelayan, berkemah dan kegiatan yang bersifat
kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan.
Pembelajaran
dan Pendidikan diluar kelas diharapkan tidak sekedar memindahkan pelajaran ke
luar kelas. Pembelajaran di luar kelas dilakukan dengan mengajak anak mengenal
alam, menjadi bagian dari alam, dan melakukan beberapa aktivitas yang mengarah
pada terwujudnya perubahan perilaku anak terhadap lingkungan. Tahapan-tahapan
mewujudkan perubahan tersebut melalui tahapan penyadaran, pengertian,
perhatian, tanggungjawab dan aksi atau tingkah laku.
Aktivitas
luar kelas dapat berupa permainan, cerita, olahraga, eksperimen, perlombaan,
mengenal kasus-kasus lingkungan di sekitarnya dan diskusi penggalian solusi,
aksi lingkungan, dan jelajah lingkungan.
Pendidikan
luar kelas diartikan sebagai pendidikan yang berlangsung di luar kelas yang
melibatkan pengalaman yang membutuhkan partisipasi siswa untuk mengikuti
tantangan petualangan yang menjadi dasar dari aktivitas luar kelas seperti
hiking, mendaki gunung atau kamping. Pendidikan luar kelas mengandung filosofi,
teori dan praktis dari pengalaman dan pendidikan lingkungan.
Kegiatan outing merupakan kegiatan yang dilakukan di luar lingkungan. Dengan beragamnya kegiatan di yang dimulai sejak pagi hingga sore maka, dibutuhkan kegiatan-kegiatan non akademis yang memiliki berbagai manfaat dan tujuan. Diantara tujuan dari kegiatan outing siswa adalah :
1. Menanamkan jiwa kebersamaan pada seluruh
siswa, hal ini disebabkan karena kegiatan outing ini diikuti oleh seluruh
siswa.
2. Meningkatkan rasa sosial yang dimiliki
oleh para siswa. Dengan adanya kegiatan outing ini, siswa diajak untuk
mengunjungi berbagai tempat yang berbeda sehingga memberi pengalaman kepada
siswa untuk bersosialisasi dengan dunia luar terutama di luar sekolah.
3. Memecah kejenuhan siswa. Beragam
aktifitas yang dilakukan oleh siswa sangat memungkinkan siswa mengalami
kejenuhan atau kepenatan di sekolah. Dengan adanya program outing ini, ternyata
dapat menyalurkan kejenuhan siswa kepada hal-hal positif.
4. Memberi semangat baru. Berbagai program
outing dan variasi tempat yang dikunjungi menjadi semangat tersendiri bagi
siswa setelah pulang dari kegiatan outing.
5. Beradaptasi dengan lingkungan dan alam
sekitar dan mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di
lingkungan dan alam sekitar, dan memiliki memiliki apresiasi terhadap
lingkungan dan alam sekitar
Disini anak-anak dapat mengembangkan aspek keberaniannya sebagai bagian dari pengembangan aspek emosinya. Rasa percaya diri yang dimiliki oleh anak terhadap dirinya sendiri dan orang lain dikembangkan melalui pengalaman hidup yang nyata. Dalam hal ini, lingkungan sendiri menyediakan fasilitas bagi anak untuk mendapatkan pengalaman hidup yang nyata.
Anak-anak
belajar melalui interaksi langsung dengan sumber belajar mereka. Dalam hal ini,
lingkungan memberikan kesempatan kepada
guru pendamping untuk menguatkan kembali konsep yang sedang menjadi
pembahasan mereka di kelas. Dengan memanfaatkan lingkungan pada dasarnya adalah
menjelaskan konsep-konsep tertentu secara alami. Konsep yang diketahui dan
dipahami anak di dalam kelas tentunya akan semakin nyata apabila guru
mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep
tersebut secara nyata yang ada pada lingkungan sekitar.
Jika masih banyak orang beranggapan bahwa media pembelajaran selalu terkait dengan teknologi tinggi, elektronika, digital dan biaya mahal contohnya yang kita kenal sebagai media pembelajaran adalah media cetak, Transparansi, Audio, Slide Suara, Video, Multimedia Interaktif, E-learning, sesungguhnya hal tersebut merupakan pemikiran sempit dalam memaknai arti dari sebuah media pembelajaran.
Media
pembelajaran terdiri dari berbagai macam jenis. Mulai dari media pembelajaran
yang sederhana dan murah hingga media pembelajaran yang canggih dan mahal. Dari
mulai rakitan pabrik hingga buatan tangan para guru itu sendiri , bahkan ada
pula yang telah disediakan oleh alam dilingkungan sekitar kita yang dapat
langsung digunakan sebagai media pembelajaran. Atas dasar pemahaman tersebut
diatas maka saat ini guru dituntut kreatif dan inonatif berusaha untuk memanfaatkan secara optimal
lingkungan yang ada.
Lingkungan
secara alami mendorong anak untuk berinteraksi dengan sumber belajar secara
maksimal. Pada saat anak mengamati objek-objek tertentu yang ada di lingkungan
pasti dia ingin menceritakan hasil penemuannya dengan yang lain. Supaya
penemuannya diketahui oleh teman-temnannya anak tersebut mencoba mendekati anak
yang lain sehinga terjadilah proses interaksi/hubungan yang harmonis.
Anak-anak
dapat membangun keterampilan sosialnya ketika mereka membuat perjanjian dengan
teman-temannya untuk bergantian dalam menggunakan alat-alat tertentu pada saat
mereka memainkan objek-objek yang ada di lingkungan tertentu. Melalui kegiatan
sepeti ini anak berteman dan saling menikmati suasana yang santai dan
menyenangkan.
Lingkungan
pada umumnya memberikan tantangan untuk dilalui oleh anak-anak. Pemanfaatannya
akan memungkinkan anak untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positf.
Harapannya, dengan kegiatan membawa anak-anak untuk mengamati lingkungan
ini akan menambah keseimbangan dalam
kegiatan belajar mengajar. Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas
namun juga di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber
belajar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan
sosial, dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual.