Kampus Utama Hidayatullah Medan Kini Bina 500 Lebih Santri

Kampus Utama Hidayatullah Medan Kini Bina 500 Lebih SantriHIDORID – Pasca penunjukan Pondok Pesantren Hidayatullah Medan Sumatera Utara menjadi Kampus Utama diantara 300 cabang Hidayatullah di seluruh Indonesia, Hidayatullah Medan terus berbenah dalam kiprah dakwah, pendidikan, dan pelayanan umat.

Akhir tahun 2013 ini adalah tahun ketiga perjalanan Hidayatullah Medan sebagai Kampus Utama. Amanah yang melekat di pudak pengurus mengharuskan mereka untuk terus memberikan karya terbaik untuk umat. Termasuk diantaranya Pondok Pesantren Hidayatullah Medan telah menyelenggarakan Rapat Kerja (Raker) tahunan untuk menyusun Program Tahun 2013–2014. Raker berlangsung selama 3 hari mulai hari belum lama ini.

Ketua Yayasan Hidayatullah Medan, Ustadz Choirul Anam, menjelaskan, selama 3 hari para pengurus Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Medan membahas program kerja tahunan yang akan dilaksanakan pada tahun 2014, baik menyangkut bidang dakwah, sosial, pendidikan, pengembangan sarana serta strategi penggalian dana umat untuk.

Disamping itu juga, kata Choirul, banyak program pengembangan sarana dan prasarana yang harus segera diwujudkan dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan perkembangan. Dimana jumlah santri terus meningkat hingga sekarang sudah mencapai angka 520 orang. “Tentu hal ini membutuhkan kerja maksimal dan peran semua pihak,” kata Choirul.

Rapat berlangsung begitu padat, sehingga tidak ada waktu longgar, kecuali waktu shalat serta makan saja. Peserta dibatasi hanya pengurus yayasan serta bagian keputrian. Tujuan pembatasan peserta ini adalah agar kegiatan pembelajaran bagi santri tetap bisa berjalan, karena para guru tidak ikut dalam rapat.

Rapat maraton itu juga untuk mengefektifkan waktu karena masukan masukan dari guru bisa diwakili oleh bagian pendidikan serta kepala sekolah. Kegiatan ini disatukan dengan acara pelantikan Dewan Santri Pondok Pesantren Hidayatullah Medan.

“Inti dari program satu tahun kedepan adalah bagaimana meningkatkan kualitas output pendidikan, bagaimana menarik minat masyarakat lebih besar lagi untuk mendidik anaknya di pesantren ini, meningkatkan layanan bagi santri baik dari sisi kesejahteraan, pendidikan dan pembinaan mental spiritual atau kemampuan ‘Ulumuddin,” imbuh Choirul Anam. (ybh/hio)