Menumbuhkan Jiwa Enterpreunership Santri

Untuk menumbuhkan jiwa wirausaha yang tangguh pada diri santri  memang membutuhkan waktu yang terbilang lama serta dibutuhkan kesabaran untuk selalu melatihnya dan mengasahnya. Pesantren Hidayatullah Medan, selain menyelenggarakan pendidikan formal klasikal, juga mengupayakan pertumbuhan jiwa entrepreneurship atau jiwa wirausaha  kepada para santrinya dan generasi muda binaannya, untuk menguatkan mental mereka dibidang tersebut.
Cara yang  ditempuh untuk menumbuhkan jiwa wirausaha yaitu dengan memberikan wawasan tentang kewirausahaan, mempelajari psikologi manusia serta membiasakan menjalani kehidupan dengan semangat tinggi untuk berpola hidup produktif. Selain itu juga ditanamkan gagasan bahwa setiap waktu adalah peluang untuk melakukan kegiatan produktif, setiap tenaga adalah potensi yang harus menghasilkan manfaat bagi diri, lingkungan dan semua,  dan setiap orang harus senantiasa menggali ide-ide untuk melahirkan  inovasi baru untuk terjadinya perubahan kearah kemajuan dan perbaikan kondisi yang ada. Di Pesantren ini senantiasa ditumbuhkan bahwa seorang santri atau pemuda harus siap untuk menjadi wirausaha  yang mandiri dan sukses dunia akherat.
Pendidikan Entrepreneurship yang dilakukan di Pesantren Hidayatullah Medan ternyata banyak  diminati oleh banyak santri  dan kalangan pemuda binaan Pesantren Hidayatullah yang lainnya.  Diantara santri ada yang berhas  untuk mengembangkan budidaya Jamur. Ada juga yang sambil kuliah mereka mengembangkan usaha penyediaan bamboo untuk prancah bangunan. Ada juga yang mengembangkan budi daya ubi kayu serta budidaya lele dumbo. Pada saat sebelum ini telah dikembangkan budi daya pisang barangan, papaya, peternakan bebek, peternakan kambing serta sapi. Namun karena pertimbangan efektivitas belajar santri, akhirnya peternakan sapi, kambing dan bebek dihentikan sementara, sambil mencari lokasi yang lebih luas dan tidak mengganggu lingkungan sekitarnya. Maklum untuk peternakan sapid an kambing dirasa sangat menyita waktu bagi santri, sehingga mengganggu konsentrasi belajar santri.