Durian Santri

Syahrun yang diartikan bulan dalam bahasa sehari - hari kaum muslimin sebenarnya secara bahasa sama dengan kata syahiirun atau masyhuurun yang artinya terkenal. Jadi Syahrun itu adalah bulan yang menggambarkan situasi alam yang ada dan yang sedang trend. Misalnya Syahru Dzul Hijjah berarti bulan dimana orang - orang Islam pada melaksanakan ibadah  haji ke Mekkah Al-Mukarramah. Begitu pula dengan Syahru Ramdhan berarti bulan dimana cuaca pada saat itu pada umumnya panas terik, membakar. Ya...Ramadhan artinya Pembakaran. .Pas betul memang cuaca di bulan Ramadhan kali ini memang sangat menyengat. Terik matahari sehari-hari begitu panas hingga mencapai 34oC. Sungguh luarbiasa panasnya kota Medan dan sekitarnya.

Namun disamping cuaca panas itu memang bisa mendatangkan rasa kurang nyaman ditubuh, tetapi ada juga positifnya, diantaranya adalah bahwa cuaca panas itu memicu pohon -pohon buah untuk  berbuah semua. Setidaknya itulah yang kami saksikan di Pondok Pesantren Hidayatullah Tanjung Morawa Medan. Mulai dari jambu air, Kedondong, rambai, hingga durian. Yang paling menarik adalah hampir semua pohon durian yang tertanam di sekeliling lapangan Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Tanjung Morawa Medan berbuah semuanya. Dan tidak tanggung-tanggung, satu pohon bisa mencapai 20 hingga 30 buah / pohon, dan besar - besar. Untuk ukuran di Medan buah durian yang ada di Pondok Pesantren itu kira-kira bisa dijual dengan harga Rp. 30.000,- / buah. Itu sudah tergolong buah yang sangat besar, kalau di Jakarta bisa mencapai harga Rp. 75.000,-/ buah.
Setiap tamu yang datang di Pesantren ini, apakah sekedar bertamu atau karena memang akan mendaftarkan anaknya mondok disini, selalu memberi komentar tentang durian kita ini. Bahkan tak urung Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Utara pun memesannya.
Tinggal bagaimana buah-buah durian ini bisa terjaga dengan baik sampai masak, pasalnya semua santri sudah tidak sabar menengoknya, kepingin menyantapnya.


Menariknya lagi,karena pohon-pohon durian ini cukup pendek-pendek , sehingga tidak perlu susah dan tenaga untuk memanjatnya. Bahkan ada yang buahnya bisa dijangkau oleh tangan kita. Ini juga ujuan kesabaran. Ya.....santri harus sabar menunggunya sampai masak. Dan Pengurus Pondok Harus sabar kalau ternyata ada yang hilang karena tangan jahil yang mengambilnya karena tidak sabar menunggunya........