Tanggal 17 Agustus 2014 . Para santri Pondok Pesantren Hidayatullah Medan merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 66 . Berbagai macam kegiatan lomba digelar, untuk santri putri misalnya diadakan lomba masak memasak, baca puisi, nasyid dan menghias taman serta outbond. Sedangkan untuk santri putra diselenggarakan lomba yang tidak kalah rekreatifnya, seperti pacu botol, tarik tambang, panjat pinang, bulu tangkis, sepak bola, pidato, baca puisi, nasyid, drama dan tak kalah serunya adalah outbond dan arung jeram.
Tujuan kegiatan tidak lain adalah merayakaan Kemerdekaan Republik Indoseia sekaligus mengenang jasa para pahlawan kemerdekaan yang telah berjuang sampai titik darah penghabisan. Dimana perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak terlepas daripada jerih payah dan jihad para ulama dan santri Pondok Pesantren di Indonesia pada waktu itu. Kita bisa sebut misalnya bagaimana Bung Tomo memimpin perang di Surabaya melawan penjajah dengan teriakannya “ Allahu Akbar” . Para santri yang sekaligus pejuang itu juga selalu meneriakkan “ Hidup atau Mati” yang sesungguhnya itu adalah semangat Islam “ ‘Isy Kariiman Au Mut Syahiidan” ( Hidup Mulia Atau Mati Syahid saja ). Dalam sambutannya membuka Pekan Lomba Pondok Pesantren Hidayatullah,Pimpinan Pondok kepada para santri menyampaikan, “ Bahwa selama ini kita lupa bahwa Sesungguhnya Kemerdekaan Republik Indonesia ini diraih karena adanya perjuangan dan jihad yang tiada henti dari para pejuang dan para pahlawan serta ulama dan pemuka muslim yang tak kenal lelah. Sebut saja misalnya Pahlawan Diponegoro yang bergelar “ Amirul Mukminin Ing Tanah Jowo”, Sultan Alauddin dari Makassar, Cut Nyak Dien Dari Aceh, Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro, Imam Bonjol, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, Bung Tomo, Jendral Sudirman yang merupakan Tokoh Muhammadiyah dll. Yang tak terhitung banyaknya. Sungguh besar dan luarbiasa perjuangan ummat Islam di Indonesia demi kemerdekaan.
Tetapi memang hari ini selalu ada upaya untuk mengkaburkan sejarah perjuangan Ummat Islam di Indonesia yang telah habis-habisan memperjuangkan kemerdekaan bangsanya demi kedamaian dan kesejahteraan dan kemuliaan hidup di bumi Allah ini. Seolah-olah perjuangan mereka dilupakan begitu saja dan ummat Islam dianggap sebagai penghambat kemajuan bangsa. Padahal prestasi mereka belum bisa ditandingi oleh generasi berikutnya yang tidak mengerti bagaimana mengantarkan bangsa yang mayoritas muslim ini menuju gerbang kemerdekaannya” demikian papar Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatullah Medan.
Ada upaya pemutar balikan fakta sejarah, ada usaha mengeliminir perjuangan para pejuang-pejuang muslim dinegeri ini, ada rekayasa pengaburan sejarah yang nampaknya disengaja. Tetapi jika ummat Islam tetap konsisten dengan ajarannya dan tetap berpegang teguh kepada agamanya, tetap berjuang untuk membuktikan bahwa Islam inilah sesungguhnya agama yang paling rahmatan lil’aalamin , insya Allah semua akan membelalakkan mata bahwa hanya Islamlah yang bisa mengantarkan bangsa ini sejahtera dunia akhirat. Tetapi sebaliknya jika ummat islam ini sendiri ragu dengan agamanya dan tidak percaya diri, bahkan justru terbawa arus westernisasi, maka sudah banyak realitanya kerusakan melanda dimana-mana, dekadensi moral, mental korupsi menjadi-jadi, tak mampu menghadapi cukong-cukong luar negeri yang diam-diam mengeruk kekayaan negeri ini.