Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Solok Sumatera Barat, Drs. H. Kardinal MM, bersama rombongan beserta puluhan orang kepala sekolah se-Solok berkunjung ke Pesantren Hidayatullah Medan dalam rangka studi banding pengelolaan yayasan dan pondok pesantren yang maju dan profesional.
Kakandepa Kemenag Solok dalam kunjungannya itu didampingi juga oleh Kabag TU H. Samsir S.Pd.I, Kasi Bimas Islam Drs. H. Fu’adi Nawawi MA, Kasi Haji Dan Umrah Sesma Dewita S.Sos.I, M.Ap, Kasi Penyelenggara Syari’ah Drs. H. Suherman dan H. Bustami S.Ag, M.Pd
Rombongan 40 Orang Kepala Madrasah Negeri terbaik Se-Kabupaten Solok tersebut berkunjung ke Pondok Pesantren Hidayatullah Tanjung Morawa Deli Serdang Sumatera Utara. Kunjungan ini dalam rangka studi banding.
Ada beberapa alasan sehingga mereka menjadikan Pondok Pesantren Hidayatullah Tanjung Morawa sebagai tujuan Studi banding diantaranya adalah pesantren ini telah mengalami perkembangan yang pesat, dari semak belukar berubah menjadi kampus yang indah dan asri.
Dari santri yang dulunya berjumlah 75 orang telah bertambah menjadi 600 orang. Hidayatullah Medan oleh Kemenag Solok dinilai telah berhasil mendidik santri–santrinya menjadi kader umat dan entrerpreuner yang handal.
“Terbukti hampir 90 perseb bangunan dibuat oleh tangan–tangan terampil santri dan telah banyak mengirim santri-santri bertugas membuka lahan pendidikan dan dakwah baru di Suamtera Utara,” kata Kardinal dalam sambutannya.
Dari pemaparan yang sudah disampaikan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatullah, jelas Kardinal, pihaknya berkesimpulan bahwa pesantren ini berkembang dan maju karena kesungguh-sungguhan dan keikhlasan pengurusnya.
“Sehingga para santrinya pun bisa taat dan patuh mengikuti program yang sudah dicanangkan oleh pengelola,” kata Drs. H. Kardinal, MM.
“Sungguh inilah pesantren yang sesungguhnya yang bisa melahiran manusia-manusia mandiri, dimana seluruh bangunan dikerjakan oleh santri sendiri, bahkan mereka siap ditugaskan keberbagai pelosok membina ummat setelah dinikahkan dengan sesama santri. Ini adalah hal yang luar biasa,” imbuhnya.
Kardinal juga memuji suasana alamiah pesantren ini yang teduh, penuh dengan pohon-pohonan. Letaknya yang tidak terlalu jauh dari pusat kota, juga mudah dijangkau. Nuansa alamnya sangat mendukung untuk belajar, aku Kakandepag Kemenag Solok ini.
“Terlebih-lebih lagi, prinsip pesantren ini dalam membangun tidak harus dalam bentuk gedung yang mewah. Sebagian bahkan hanya terbuat dari bambu, tetapi didesain artistik, sungguh inilah yang patut dicontoh, membangun tidak harus menunggu dana besar,” imbuhnya lagi.
Kardinal juga mengatakan pihaknya sangat antusias melakukan studi banding ke pesantren ini karena pimpinan Pondok juga tetah lama membiasakan makan hasil bumi sendiri bahkan jauh sebelum Presiden Jokowi mencanangkannya.
“Terbukti suguhan kita semua adalah hasil bumi dari kebun santri,” kata Kardinal disambut gelak tawa dan tepuk tangan anggota rombongan yang pagi itu memang disuguhi jagung rebus, ubi, dan kacang rebus.
Rombongan studi banding ini disambut oleh pengurus di sebuah aula yang terbuat dari bambu. Karena Aula Yayasan pada saat bersamaan digunakan untuk acara upgrading guru dan daiyah Muslimat Hidayatullah Sumatera utara yang lebih dulu datang di Pondok.
Acara diakhiri dengan penyerahan cendera mata dari Kakan Kemenag Solok kepada Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatullah Ustadz Choirul Anam. (hio/cha)