Mengisi liburan sekolah bukan hanya dengan refreshing menyegarkan fisik dan fikiran dengan melakukan kegiatan outdoor. Tetapi melakukan penyegaran juga ada cara laun salah satunya dengan memanfaatkan kesempatan untuk mengikuti upgrading dalam rangka meningkatkan kemampuan dan komptensi diri para guru yang ada di lingkungan Pondok Pesantren Hidayatullah Medan.
Pada tanggal 26 Februari 2016 kemarin, dilakukan pelatihan guru di Aula Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Medan yang menghadirkan narasumber pakar yakni Ir. Salamah S.Psi, dengan tema acara: “Menjadi Guru Profesional yang Dicintai”.
Pelatihan ini terselenggara atas kerjasama antara Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah dengan DPW Hidayatullah Sumatera Utara. Upgrading dibuka oleh Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Medan, Drs. Khoirul Anam.
Dalam sambutannya Khoirul Anam menegaskan bahwa semua guru harus bisa berkreasi dan berinovasi dalam memberikan pembelajaran kepada siswa.
Oleh karenanya, beliau berpesan, para guru wajib untuk selalu belajar dan menambah wawasan keguruan serta kependidikan. Belajar bagi ummat Islam tidak terbatas hanya sampai sarjana. Itulah yang di istilahkan dengan Long Life Education. Belajar sepanjang hayat. Dalam bahasa agama di istilahkan dengan :
Oleh karenanya, beliau berpesan, para guru wajib untuk selalu belajar dan menambah wawasan keguruan serta kependidikan. Belajar bagi ummat Islam tidak terbatas hanya sampai sarjana. Itulah yang di istilahkan dengan Long Life Education. Belajar sepanjang hayat. Dalam bahasa agama di istilahkan dengan :
"طلب العلم من المهد إلى اللØد ") الØديث )
“ Mencari Ilmu mulai dari ayunan Ibu hingga masuk liang lahat”.
Hal ini juga sesuai dengan amanat pasal 3 UU Sisdiknas yang berbunyi “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Tragisnya, sambung beliau, fasilitas dan cara pembelajaran yang ada di indonesia masih disinyalir cocok untuk persiapan abad 19, padahal kita menyongsong abad 21. Maka kepada seluruh komponen bangsa terutama para guru dan sarana prasarana yang diberikan agar mengeluarkan seluruh potensi, mampu berkreasi, berinovasi, mengembangkan pendidikan, untuk menyongsong abad yang akan datang.