Membangun Masyarakat Qur’ani melalui Program STIQ Ash-Shiddiq Hidayatullah Medan

MEMBANGUN MASYARAKAT QURANI | Selama ini kita mengeluhkan akhlak anak-anak kita, mengeluhkan kepribadian generasi kita, mengeluhkan bacaan imam shalat kita. Namun kita belum bergerak untuk memberi solusi.

Ma’had Aly Hidayatullah Li I’dadi Mu’allimil Qur’an ini bagian dari upaya untuk memberikan solusi. Selain itu pendidikan di Hidayatullah harus tegas keberpihakannya terhadap sumber utama ajaran Islam yaitu al Quran.

Al Quran harus menjadi denyut nadi pendidikan kader dan generasi kita. Al-Qur’an harus menjadi basis ilmu dan kemampuan riil dari sekolah maupun madrasah di bawah naungan Hidayatullah. Tanpa ini, pendidikan di Hidayatullah tidak akan bermakna dan punya arti apa-apa. Tanpa Al-Qur’an pendidikan di Hidayatullah hanya akan ikut melahirkan orang pintar tanpa basis karakter yang jelas.

Dan, tanpa ini, Hidayatullah hanya akan ikut andil dalam mengambil bagian permasalahan bangsa. Pentingnya penguasaan dan pemahaman serta pengamalan terhadap al Qur’an ini harus menjadi kesadaran kolektif seluruh warga dan keluarga besar Hidayatullah serta tentunya ummat Islam semua. Lalu secara bertahap dan terus-menerus berusaha untuk mewujudkannya.

Program Membangun Masyarakat Qur'ani ini akan berhasil dengan baik bila didukung banyak pihak dan banyak faktor, diantaranya yang terpenting adalah ketersediaan asatidz, guru atau pengajar Al-Qur’an yang mumpuni dan ikhlas dalam mengajar serta tahan banting dan siap ditugaskan keseluruh pelosok negeri.

Namun pengajar tidak bisa dicari semata, apalagi ditunggu, melainkan mereka harus dibentuk dan diadakan. Karena itu, kita harus membuat dan menghadirkan Ma’had Aly Hidayatullah Li I’dadi Mu’allimil Qur’an ini.

Para Dosen dan Asatidz di lembaga ini punya tanggung jawab mencetak para calon guru Al-Qur’an sehingga mereka nantinya mempunyai kemampuan menguasai al Qur’an. Kemudian kemampuan mahasantri tersebut akan ditingkatkan sesuai standar dengan berbagai bentuk pendidikan, pelatihan, daurah, halaqah dan lainnya.

Kebutuhan kita terhadap SDM guru yang menguasai Al-Quran sangat banyak. Tentunya mereka semua, para mahasantri harus diantarkan untuk bisa mendapat 3 kualifikasi dan sertifikasi, yaitu:

1. Sertifikat tilawah dan tahsin al Qur’an
Bila Mahasantri tersebut belum mendapatkan sertifikat ini berarti dia belum kompeten untuk mengajar tilawah dan tahsin;

2. Sertifikat tahfidz 
Mahasantri harus memiliki hafalan minimal 15 juz dan akan terus ditingkatkan dengan berbagai cara dan kegiatan; dan

3. Sertifikat tafhim
Mahasantri harus mimiliki kemampuan minimal menerjemah Al-Quran secara lafdziyah dengan benar.

Ketiga kualifikasi tersebut secara terus menerus disusun bertahap dan mesti dimiliki mahasantri yang akan terjun menjadi guru Al-Qura’n di madrasah-madrasah di bawah naungan Hidayatullah dan menjadi guru Al-Qur’an bagi warga Hidayatullah dan masyarakat pada umumnya dimana saja dan kapan saja ditugaskan. Agar kita tidak kekurangan tenaga guru al-Quran. Dan itu semua akan digodok dan dilahirkan oleh Ma’had Aliy Hidayatullah Li I’dadi Mu’allimil Qur’an ini.

Program Beasiswa 
Untuk menjaring kader guru Al-Qur’an yang bersedia diterjunkan diberbagai daerah dimana terdapat cabang Hidayatullah atau daerah mana saja  yang memerlukan berdasarkan permintaan masyarakat, maka pihak yayasan membuka peluang beasiswa ikatan dinas bagi lulusan SMA dan yang sederajat dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, yaitu:


  • Bersedia menandatangani surat perjanjian kesediaan menjadi kader. 
  • Menyerahkan Ijazah SMA asli sebagai jaminan jika putus ditengah jalan ijazah akan ditahan dan tidak dikembalikan sebelum mengganti biaya selama dalam pendidikan.
  • Surat pejanjian ditandatangani diatas materai oleh yang bersangkutan dan diketahui oleh wali atau orangtua.