Mau menjadi apa saja nantinya setelah mereka dewasa dan lulus dari pesantren, mau jadi Dokter, Pengacara, Guru, Pedagang dll, Para santri Hidayatullah harus diproyeksikan menjadi da’i dalam bidang keahlian serta lingkungan masing-masing sesuai dengan kiprah mereka ditengah-tengah masyarakat.
Karenanya Pondok Pesantren Hidayatullah Medan merancang bagaimana di pesantren ini diselenggarakan kegiatan rutin pembinaan sekaligus menjadi ajang latihan Khutbah Jumat bagi para santri Madrasah Aliyah. Latihan Khotib Jum’at diselenggarakan setia malam jum’at di Masjid atau di Aula Pondok Pesantren Hidayatullah.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya kaderisasi da’i di lingkungan santri Pondok Pesantren Hidayatullah Medan. Dan akan menyusul program – program pelatihan yang lain. Sehingga kedepannya, diharapkan ada pemerataan keilmuan dan kemampuan serta keterampilan para santri calon da’i Pondok Pesantren Hidayatullah.
Seorang khatib harus menguasai tiga kemampuan:
1. Penguasaan materi
2. Penguasaan diri
3. Penguasaan jamaah.
Jika 3 Hal ini dimiliki khatib, insya Allah materinya akan menjadi menarik. Tentu saja perlu strategi yang jitu untuk memuluskan pesan dakwah. Diantaranya adalah :
1. Tak usah berlama-lama,
2. Fokus pada satu ayat atau hadits lalu dijabarkan dengan studi kasus
3. Intonasi serta nada suara, kapan harus tinggi dan kapan harus rendah sehingga bisa menyentuh emosi jama’ah.
4. Penyampaian yang agitatif, membakar semangat. Membangkitkan kesadaran
5. Penyampaian yang persuasif, menarik perhatian dan menggiring kearah perubahan
Insya Allah jama’ah Jumat pada melek dan antusias. Tidak kalah pentingnya juga adalah tata cara khutbah. Seorang khatib harus menjaga tata cara pelaksanaan khutbah yang sarat dengan nilai-nilai keislaman tanpa meninggalkan perkembangan informasi yang bersifat kekinian.
Seorang da’i juga diharapkan mampu menjadikan khutbah Jumat sebagai sarana dakwah yang efektif dan berlanjut pada bagaimana mengajak masyarakat untuk menjadi lebih baik dan lebih maju dalam hidup ber-Islam.