MA Hidayatullah Tanjung Morawa Deli Serdang Sumatera Utara menyelenggarakan " Dauroh Marhalah Ula" . Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka membekali Alumni akan modal keimanan dan fikroh keislaman. Dauroh dilaksanakan mulai tanggal 17-21 April 2019 di Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Tanjung Morawa.
Para Alumni Madrasah Aliyah Hidayatullah Medan ini harus dibekali Iman dan Pemahaman Islam yang benar. Karena keimanan merupakan kekuatan yang mampu menyangga dan menyelamatkan hidup seorang hamba. Keimanan pulalah yang bisa mengantarkan seseorang berkecimpuk dalam kebaikan, perbaikan, dan kesuksesan. Kekuatan sebuah bangsa pun ternyata juga karena kekuatan keimanan penduduknya.
Jika dalam pandangan mata kepala atau rasio manusia, banyak manusia percaya bahwa kekuatan terdahsyat saat ini adalah terletak pada persenjataan supercanggih bernama rudal dan nuklir dsb. ,namun dalam pandangan mata hati ( Bashiroh ), kekuatan terbesar itu tidak lain terletak pada kekuatan iman. Yakni beriman kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya iman.
Rudal dan nuklir boleh jadi menjadi ukuran kekuatan sebuah negara. Sehingga jika sebuah negara sudah memiliki keduanya akan menjadi negara yang disegani. Namun sekali lagi, hakikat kekuatan bukan nuklir, melainkan keimanan. Karena keimanan adalah kekuatan yang didukung oleh Yang Mahakuat, Allah SWT.
Lihatlah Israel memiliki senjata nuklir. Namun, negara Yahudi itu tidak mampu menghadapi kekuatan iman para pejuang Palestina. Kalaulah kekuatan itu terletak pada pesenjataan, mestinya Palestina sudah lama hangus dari muka bumi ini. Tetapi nyatanya tidak, Palestina sampai hari ini masih ada dan masih melakukan perlawanan. Bahkan Israel merasa kesulitan mencari cara untuk menghadapi aksi-aksi bom syahid ('amaliyah istisyhadiyah). Alhasil, senjata nuklir menjadi tidak ada artinya di hadapan kekuatan iman kaum Muslimin Palestina.
Dengan kekuatan iman, umat Islam Indonesia mampu mengusir tentara penjajah Belanda. Pekikan takbir yang digemakan oleh Bung Tomo tahun 1945, mampu menangkis serangan besar-besaran penjajah Belanda. Terbuktilah sudah bahwa kekuatan iman menghadirkan pertolongan Allah SWT yang tidak mampu dicegah oleh siapa pun dan oleh kekuatan apa pun.
Kekuatan iman membuat pemiliknya mampu membaca tipu-daya musuh-musuh Allah terhadap umat Islam. Kekuatan iman pula yang menjadikan sesesorang tidak takut kepada siapa pun dan apa pun selain Allah SWT.
Kekuatan iman akan mendorong sesorang menjadi tabah, ikhlas, dan sabar dalam menghadapi tantangan hidup ataupun musibah.
Nabi Ayub dengan sakit "aneh" yang luar biasa, kekayaan yang ludes, istri yang meninggalkannya serta anak-anak yang diwafatkan, belum penghinaan dan pencibiran umat, tetap sabar karena kekuatan iman yang ada dihatinya. Bilal bin Abi Rabbah dengan ucapan : "Ahad! Ahad!", dihimpit batu besar yang panas di tengah teriknya matahari, akhirnya menuai kebebasan dan kemuliaan; karena kekuatan iman yang bersemayam kuat di hatinya. Nabi Ibrahim Alaihissalam tidak merasakan panas ketika dibakar api, karena kekuatan iman yang dimilikinya. Siti Masyithah sanggup dan bertahan untuk direbus didalam Kenceng minyak mendidih oleh Firaun karena kekuatan imannya. Sumayyah sanggup menahan sakit ketika ditombak kemaluannya oleh Abu Jahal dan Abu Lahab.
Nabi Ayub dengan sakit "aneh" yang luar biasa, kekayaan yang ludes, istri yang meninggalkannya serta anak-anak yang diwafatkan, belum penghinaan dan pencibiran umat, tetap sabar karena kekuatan iman yang ada dihatinya. Bilal bin Abi Rabbah dengan ucapan : "Ahad! Ahad!", dihimpit batu besar yang panas di tengah teriknya matahari, akhirnya menuai kebebasan dan kemuliaan; karena kekuatan iman yang bersemayam kuat di hatinya. Nabi Ibrahim Alaihissalam tidak merasakan panas ketika dibakar api, karena kekuatan iman yang dimilikinya. Siti Masyithah sanggup dan bertahan untuk direbus didalam Kenceng minyak mendidih oleh Firaun karena kekuatan imannya. Sumayyah sanggup menahan sakit ketika ditombak kemaluannya oleh Abu Jahal dan Abu Lahab.
Sekali lagi, kekuatan iman akan membangkitkan ketaatan, mengobarkan semangat jihad, sekaligus tetap bersyukur saat dipenuhi nikmat, dan istiqamah dalam perjuangan serta tetap berbuat sesuatu untuk syiar dan tegaknya kalimat tauhid. Melalui training Marhalah Ula ini diharapkan para alumni MA Hidayatullah memiliki iman yang tangguh sebagai modal utama perjuangan.
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (kalimat tauhid) seperti pohon yang baik, akarnya kuat, dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabb-nya…" (QS Ibrahim [14]: 24-25). Wallahu a'lam.