Tadabbur alam. Bukan sekedar rekreasi serta relaksasi. Hanya untuk menghirup udara segar dan menikmati indahnya pemandangan di alam. Bukan sekedar mengisi liburan di penghujung tahun ajaran. Tetapi lebih dari itu Tadabbur adalah merasakan langsung kehebatan penciptaan alam semesta oleh Sang Maha Pencipta di alam mayapada ini. Kali ini Annisa Hidayatullah Medan beranjangsana meninkmati kegiatan berkala yang diselenggarakan pada setiap usai upgrading anggotanya yaitu Tadabbur Alam.
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Beriqra' terhadap alam semesta dan Keagungan Penciptanya.
Dengan menyusuri tepian danau Toba nan elok, jalanan yang berliku -liku, puncak gunung yang menjulang tinggi terlihat selalu disetiap sudut pandang, pepohonan yang rindang dan hutan belantara yang menjadikan suasana teduh, udara yang sejuk menerpa kulit menambah romantika perjalanan, jalan yang naik turun membuat jantung sesekali berdetak lebih kencang dari biasanya tetapi mengasyikkan, tikungan-tikungan tajam dengan jalan yang sempit membuat bang sopir sedikit kerepotan mengendalikan setir. Semuanya menjadi catatan romantik yang sukar dilupakan. Kilau air danau dari atas ketinggian tebing yang membuat kita berdecak kagum, liku-liku dan liuk-liuk tepian danau yang terpampang bak lukisan Sang Maestro Pelukis Agung yaitu Allah swt, membuat lisan ini tidak berhenti bestasbih kepadanya : " Subhannallah.........sungguh luar biasa.......Ya Allah......."
2. Mengambil Pelajaran dari Filosofi Perjalanan
Dalam perjalanan ini dirasakan ada tikungan tajam yang banyak, ada jalan yang naik turun, ada jalan yang rusak berlubang-lubang, ada tepian jalan yang berlubang sangat dalam, terdapat pohon tumbang dan kendaraan yang berpapasan serta saling mendahului. Semua itu memberi pelajaran bahwa hidup ini penuh dengan liku-liku. Tidak ada perjalanan hidup kita ini lurus-lurus saja, pasti akan ketemu yang namanya tikungan, belokan yang membahayakan. Maka yang dibutuhkan dari diri kita adalah Kewaspadaan, ketelitian, kelihaian, keuletan. Perlu waspada ketia berada di tikungan jangan sampai bertabrakan dengan kendaraan lain dari arah depan. Perlu teiliti jangan sampai ban kendaraan masuk kedalam lubang yang menyebabkan ban pecah dan pelak atau as roda patah. Perlu hati -hati jangan sampai terperosok kepinggir jalan sehingga ban kendaraan bisa robek oleh borem jalan. Perlu waspada jangan sampai tiba-tiba ada batang rebah didepan yang membuat kendaraan terguling. Semua itu bisa di refleksikan kedalam alur kehidupan sehari-hari, bahwa yang namanya hidup ini penuh dengan liku-liku dan luka -luka. diperlukan kematangan jiwa, ketahanan mental. kekuatan ruhani dan pengendalian emosi. Hidup memerlukan keterampilan, hidup memerlukan keuletan, hidup memerlukan ketahanan fisik dan mental. Maka hidup tidak cukup dengan modal semangat saja, tetapi diperlukan skill serta spirit ruhani. Skill bisa diperoleh melalui latihan dan spirit bisa diperoleh lewat ibadah dan munajat kepada Tuhan.
3. Belajar Hidup Berjama'ah.
Bukan saja mendapatkan kenikmatan memandang ciptaan, tetapi ada hal lain yang juga tidak kalah serunya dalam perjalanan tadabbur alam ini. Tidak semua anggota peserta tadabbur alam ini bebas menentukan arah mana yang akan dituju. Destinasi mana yang akan dikunjungi. Semua boleh mengajukan usulan , akan tetapi kesepakatan harus diambil melalui lisan Murabbi yang memimpin perjalanan ini. Inilah sebenarnya bentuk miniatur dari keharusan kita untuk hidup berjamaah. Harus ada pemimpin yang dipercaya untuk mengambil kata putus dari semua usulan anggota jamaah yang beraneka ragam keinginan dan kemauannya. Tanpa adanya garis komando dan tanpa adanya keta'atan maka perjalanan akan menemui masalah. Selain itu juga kita bisa mengenal tipologi anggota jamaah. Ada yang sepanjang jalan muntah-muntah terus, bikin yang lain juga kepingin muntah. Tetapi yang lain harus sabar dan harus menolongnya . Ada yang didalam kendaraan selalu kentut membuat yang lain uring-uringan. ada sepanjang jalan kerjanya tidur terus, apa yang lihat/ apa yang ditadabburi ? Ya yang penting sudah bayar. Ada yang cerewet melebihi cerewetnya mak lampir yang diusir oleh hantu dari sumur tua. Itulah realitas jama'ah. Seorang pemimpin harus sabar, dan anggota yang lain juga harus sabar. Disinilah seni hidup itu.
4. Membaca Realitas Masyarakat Obyek Dakwah Kita
Annisa ini adalah lembaga pengkaderan wanita yang masih muda yang akan menjadi calon para ibu dimasa yang akan datang. Mereka harus menyadari bahwa tugas utamanya sebenarnya adalah menjadi ibu dari anak-anaknya dan menjadi pendamping suaminya yang berjuang dan berdakwah mendzahirkan islam dimuka bumi. Sebagai ibu dari anak-anak, maka Annisa adalah calon ummahat yang akan melahirkan para kader mujahid dan mujahidah yang akan diterjunkan ketengah-tengah ummat ini. Dalam realitasnya ditengah perjalanan Tadabbur alam ini ditemukan banyak lapisan manusia dengan berbagai latar belakang, ekonomi,sosial, budaya dan agama. Mereka adalah obyek dakwah yang menunggu peran Annisa untuk dilakukan perubahan, baik aqidahnya, akhlaqnya, karakternya, sistem komunikasinya dan masyarakatnya. Inilah tantangan yang terpampang didepan mata saat tadabbur alam.
Tadabbur alam yang di ikuti sejumlah mahasiswi beberapa perguruan tinngi di Sumatera Utara ini, notabene mereka adalah para alumni Hidayatullah Tanjung Morawa. Tadabbur akhirnya berpuncak di Kebun Teh Sidamanik yang menghampar luas sejauh mata memandang. Menggambarkan luasnya karunia Allah kepada manusia ini. Sukses untuk Annisa semoga dengan tadabbur alam ini menambah semangat berjuang melalui Hidayatullah untuk kemajuan Islam dan Kaum Muslimin.