Kampus Utama Pondok Pesantren Hidayatullah Tanjung Morawa, Deli Serdang, Medan, Sumatera Utara, pada bulan Ramadhan ini menggelar kajian rutin membahas Kitab Shahih Fiqh Sunnah karya Syaikh Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim yang dibawakah oleh pimpinan pondok Ustadz Choirul Anam.
Pada awal Ramadhan ini pembahasan memasuki tema “Kitaabusshiyam”. Pengajian ini diselenggarakan setiap selepas shalat Ashar sambil menunggu waktu berbuka yang diikuti oleh santri dan pada waktu tertentu dijadwal juga di area santri putri.
Ust Choirul Anam mengatakan, tema ini sebetulnya rutin yang sudah sering dibahas. Namun, katanya, perlu selalu disegar-segarkan agar puasa berjalan sesuai kaidah dan sunnahnya.
“Mengilmui puasa agar puasa tidak biasa biasa saja,” katanya dalam percakapan dengan media ini, Sabtu.
Sekadar diketahui, Syaikh Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim, adalah ulama asal Mesir. Uniknya, dia adalah di antara ulama yang dahulunya adalah seorang muhandis atau insinyur (engineer). Beliau meninggalkan profesinya tersebut dan beralih menimba ilmu syar’i. Beliau sudah sangat ma’ruf dengan kitabnya yang terkenal yaitu kitab Shahih Fiqh Sunnah yang diterbitkan oleh Al Maktabah At Taufiqiyah.
Di antara guru beliau adalah Syaikh Musthofa Al ‘Adawi dan Syaikh Abu Malik di antara muridnya yang senior. Pengaruh gurun beliau sangat kuat sekali, yang hal ini bisa kita saksikan pada buku beliau, Shahih Fiqh Sunnah. Syaikh Abu Malik juga pernah belajar dari ulama-ulama di Kuwait dan ulama Saudi Arabia.
Di antara karya beliau yang terkenal adalah Shahih Fiqh Sunnah, Fiqh Sunnah lin Nisaa. Kitab lain yang beliau susun ialah Kitab fii Ahkamil Jum’ah, Kitab fii Akhthoin Nisaa’, Kitab Ta’zhim Qodrish Sholaah, dan Ta’liq ‘ala Syarh Al Baiquniyah. (ybh/hio)
Pada awal Ramadhan ini pembahasan memasuki tema “Kitaabusshiyam”. Pengajian ini diselenggarakan setiap selepas shalat Ashar sambil menunggu waktu berbuka yang diikuti oleh santri dan pada waktu tertentu dijadwal juga di area santri putri.
Ust Choirul Anam mengatakan, tema ini sebetulnya rutin yang sudah sering dibahas. Namun, katanya, perlu selalu disegar-segarkan agar puasa berjalan sesuai kaidah dan sunnahnya.
“Mengilmui puasa agar puasa tidak biasa biasa saja,” katanya dalam percakapan dengan media ini, Sabtu.
Sekadar diketahui, Syaikh Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim, adalah ulama asal Mesir. Uniknya, dia adalah di antara ulama yang dahulunya adalah seorang muhandis atau insinyur (engineer). Beliau meninggalkan profesinya tersebut dan beralih menimba ilmu syar’i. Beliau sudah sangat ma’ruf dengan kitabnya yang terkenal yaitu kitab Shahih Fiqh Sunnah yang diterbitkan oleh Al Maktabah At Taufiqiyah.
Di antara guru beliau adalah Syaikh Musthofa Al ‘Adawi dan Syaikh Abu Malik di antara muridnya yang senior. Pengaruh gurun beliau sangat kuat sekali, yang hal ini bisa kita saksikan pada buku beliau, Shahih Fiqh Sunnah. Syaikh Abu Malik juga pernah belajar dari ulama-ulama di Kuwait dan ulama Saudi Arabia.
Di antara karya beliau yang terkenal adalah Shahih Fiqh Sunnah, Fiqh Sunnah lin Nisaa. Kitab lain yang beliau susun ialah Kitab fii Ahkamil Jum’ah, Kitab fii Akhthoin Nisaa’, Kitab Ta’zhim Qodrish Sholaah, dan Ta’liq ‘ala Syarh Al Baiquniyah. (ybh/hio)