Ùˆَاِ Ø°ْ Ù‚َا Ù„َ Ù„ُÙ‚ْÙ…ٰÙ†ُ Ù„ِا بْÙ†ِÙ‡ٖ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ ÙŠَعِظُÙ‡ٗ ÙŠٰبُÙ†َÙŠَّ Ù„َا تُØ´ْرِÙƒْ بِا للّٰÙ‡ِ ۗ اِÙ†َّ الشِّرْÙƒَ Ù„َـظُÙ„ْÙ…ٌ عَظِÙŠْÙ…ٌ
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar."
(QS. Luqman 31: Ayat 13)
Pilihan Hidayatullah menjadikan pendidikan sebagai program mainstream sungguh sangat tepat.
Menjatuhkan pilihan pada sistem pendidikan pondok pesantren , sesungguhnya itu adalah pilihan yang tidak main-main, karena tentu saja sudah sejak awal oleh para pendiri Hidayatullah dipikirkan secara mendalam, mengapa harus Pola Pendidikan Pesantren?
Sudah 40 tahun lebih usia Hidayatullah. Artinya pada Munas yang akan datang sudah memasuki tahun ke 50, itu berarti Hidayatullah sudah berusia setengah abad, sebuah perjalanan yang sangatlah panjang. Tentu saja jika dibandingkan dengan ormas lain, Seperti Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah maka Hidayatullah masih sangatlah muda.
Seorang pakar dan praktisi pendidikan asal Surabaya , Ir.H. Abd. Kadir Baraja MA berkata : "Hanya dengan Pendidikan Pesantrenlah kita bisa berdakwah dalam waktu 24 jam sehari dan dalam masa 3 tahun minimal di tingkat SMP dan 3 tahun lamanya di Tingkat SMA dan 4 atau 5 tahun di perguruan tinggi," .
Para orang g tua sudah menyerahkan anaknya disertai biayanya untuk dididik dan di dakwahi."
Anak-anak santri sekarang adalah generasi yang akan mengisi masa depan. Semakin banyak anak didik yang kita rekruit dan kita bina , maka semakin banyak orang baik yang produksi yang akan mengisi masa depan bangsa ini.
Dengan kata lain dengan sistem pendidikan pesantren sebenarnya kita bisa mendidik dan mendakwahi santri 24 jam perhari. Mereka para santri dan guru berada dalam kekuasaan kita dan kita bentuk sesuai dengan keinginan kita untuk mewujudkan cita-cita kita mewujudkan masyarakat yang berperadaban Islam. Tugas kita sekarang adalah memperbaiki terus menerus pola pendidikan di pesantren kita, pola kepengasuhan kita, serta pola perkaderan kita yang harus terbaik.
Jika kita hitung bahwa Pertambahan atau pertumbuhan santri di Hidayatullah secara nasional, menurut data DPP pertahun selalu meningkat dan bertambah sebesar 5000 orang. Sungguh ini adalah jumlah ynng tidak sedikit sebenarnya. Bayangkan berapa jumlah alumni santri Hidayatullah pada 10 tahun yg akan datang.
Sebagai aktivis Hidayatullah, kita harus menyadari sepenuhnya bahwa ini semua adalah amanah besar bagi kita semua, kemudian bagaimana caranya dan seperti apa seharusnya agar kita bisa mengantar para santri kita ini menjadi kader-kader pembangun peradaban Islam dimasa yang akan datang.
Maka tidak ada cara lain, kecuali mari kita bersama-sama memajukan pondok pesantren kita, karena ini adalah amanah yang amat berat tetapi mulia.
Kalau bicara tentang sudahkah atau belumkah kita puas dengan keberadaan pendidikan di pesantren kita ? Sebagai aktivis , tentu kita akan merasa belum puas, dan begitulah seharusnya, jangan merasa puas dengan apa yang sudah ada , supaya kita terus menerus berupaya untuk meningkatkan dan memajukan pendidikan kita. Namun jangan juga lupa untuk tetap bersyukur dengan apa yang sudah ada dan kita tetap merasa gembira dengan capaian kita semua,yang sudah kita upayakan tahap demi tahap. Hanya kepada Allah kita berharap dan berdo'a kiranya Allah beri petunjuk dan kekuatan untuk tetap istiqamh mengemban amanah perjuangan ini. Amiin.
( Disarikan dari Ceramah Ustadz H. Drs. Hamim Thohari MA dengan penambahan sedikit disana sini).
Batam, 8 Maret 2020