Bukan Sekedar Peras Pikiran, Rapat Kerja Sebagai Momen Muhasabah


Ketua Dewan Pembina Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Kampus Utama Medan, Ust. KH. Hamim Thohari, M.Si, mengatakan rapat kerja (raker) yang digelar hendaknya menjadi momentum melakukan muhasabah secara serius dan mendalam seraya berupaya memeras pikiran untuk menghasilkan program kerja yang baik.

Hamim menjelaskan seraya menukil Ibnul Qayyim Al Jauziyah, bahwa muhasabah itu tidak hanya dilakukan pada saat sudah selesai sebuah pekerjaan, namun muhasabah harus juga dilakukan sebelum sebuah pekerjaan itu dimulai.

“Dipikirkan baik-baik apakah sebuah rencana program atau rencana kerja itu mengandung kebaikan atau tidak. Apa manfaat dari program tersebut untuk umat, untuk dakwah, dan untuk perjuangan,” jelasnya sambil mengutip firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surah Al-Hasyr 59 ayat 18.

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan”

“Jangan sampai program yang kita buat itu justru akan menimbulkan dampak yang buruk bagi ummat sehingga menimbulkan dosa dan penyesalan bagi kita dunia akhirat,” pesan Hamim yang juga sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Hidayatullah.

Oleh karena itu, dia mengingatkan, perlu dilakukan muhasabah sebelum dibuat sebuah program. “Dan itulah yang dinamakan perencanaan,” katanya.

Disamping muhasabah, dalam Rapat Kerja harus dibangun sikap mental kita bagi para peserta rapat. Bahwa, tegasnya, Rapat Kerja ini adalah Ibadah, karena rapat itu adalah perintah Allah juga sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Ali ‘Imran 3 ayat 159.

“Oleh karena rapat kerja nilainya sama dengan ibadah-ibadah yang lain seperti shalat dan lainnya, maka kita hadir dalam rapat dan musyawah ini adalah dalam rangka melaksanakan perintah Allah subhanahu wata’ala,” imbuhnya.

Ibarat shalat, rapat kerja ini adalah sajadah kita untuk sujud kepada Allah SWT. Jikalau tadi dalam rangakaian kegiatan Rapat Kerja diawali dengan pembacaan ayat ayat suci Al Qur’an, maka itu menandakan bahwa rapat kerja yang dilakukan ini betul-betul dalam rangka ibadah kepada Allah SWT.

“Karena rapat itu adalah bagian daripada ibadah, maka yang perlu dijaga adalah keikhlasan kita semua para peserta rapat dalam mengikuti kegiatan ini. Penting sekali untuk menjaga niat kita, menjaga kemurnian tujuan kita dalam rapat. Jangan ada niat untuk saling menjatuhkan, saling menegasikan, saling mendiskreditkan,” pesannya.

“Jangan riya’ dengan prestasi yang sudah dicapai, jangan ‘ujub, jangan sum’ah, bahkan tega melakukan pembunuhan karakter teman saudara sendiri seperjuangan dengan menjelek- jelekkannya dihadapan musyawwirin demi menunjukkan kelebihan diri,” tambahnya.


Oleh karenananya, Ust. Hamim mengingatkan, menjaga keikhlasan niat itu sangat penting bagi kita agar semua yang kita kerjakan bernilai ibadah disisi Allah SWT.

Oleh karena itu, hindarkan diri dari sikap takabbur yakni merasa diri besar, sombong, seolah olah dirinyalah yang paling bisa, paling berprestasi, paling unggul, dan paling yang yang lainnya yang menghapus seluruh amal sholeh kita.

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

“Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji debu” (HR. Muslim)

Alangkah ruginya kita berlelah lelah dan capek-capek mengumpulkan amal , namun ternyata kemudian hapus sama sekali pahalanya dikarena niat yang rusak.

“Rapat kerja bukan saja menyusun program kerja. Namun, lebih daripada itu, Rapat Kerja adalah sebuah muhasabah. Introspeksi diri,” kata Ust. KH. Hamim Thohari.

Demikian itu disampaikan Ust. KH. Hamim Thohari dalam arahannya pada acara pembukaan Rapat Kerja di Aula Kampus Utama Hidayatullah Medan, Sumatera Utara, Senin, 23 Jumadal Akhirah 1444 H (16/1/2023) yang dihadiri oleh seluruh Dewan Pembina, Dewan Pengawas, Dewan Pengurus, Kepala Unit serta dewan guru YPPH KU Medan.*/Choirul Anam